Jumat, 21 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR


OLEH :
KELOMPOK 2
1.      I Made Wahyu Guna Arta                              (1411305006)
2.      Kadek Dwi Ananda Nugraha                         (1411305007)
3.      I Putu Abiseka Krisna Murti                           (1411305008)
4.      I Gusti Nyoman Melyani                                (1411305010)
5.      I Muna Baskara                                               (1411305011)
6.      I Gusti Ayu Indah Kusuma Dewi                  (1411305012)
7.      Ivan Alexander sormin                                   (1411305013)



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA








BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada mulanya perbedaan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa anonorganik didasarkan atas asal-usul senyawa tersebut. Senyawa yang berasal dari makluk hidup disebut senyawa organik, sedangkan senyawa yang bersal dari benda-benda mati dinamakan senyawa anonorganik.Walaupun sekarang batasan itu kurang tepat namun perberbeda senyawa –senyawa masih dibedakan menjadi senyawa karbon (senyawa organik) dan senyawa anonorganik.
      Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anonorganik, secara kualitatif dapat  dilakukan dengan jalan membakar senyawa-senyawa tersebut. Umumnya senyawa-senyawa organik lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran di lanjutkan, akan berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis (masih saja tersisa berupa oksida-oksida logam), kecuali beberapa senyawa anorganik yang mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublin, seperti HCL, HNO3,H2SO4,NH4CL,S, Hg,H2O,I2,Br2  dan lain-lain.
1.2  Tujuan
Untuk membedakan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa anorganik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembentuknya. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Senyawa organik atau senyawa karbon adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor (Riswiyanto, 2009).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak diantara senyawa organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia. Diantara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik (rantai karbon yang dapat di ubah gugus fungsinya), hidrokarbon aromatik (senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzena), senyawa heterosiklik (yang mencakup atom-atom nonkarbon dan struktur cincinnya), dan polimer (molekul rantai panjang gugus berulang) (wawan, 2009).
Sifat fisika senyawa organik seperti titik leleh, titik didih, kelarutan tergantung pada struktur, gugus fungsi, dan berat molekul. Gugus fungsi suatu molekul organik sangat menentukan sifat reaksinya. Seperti halide (alkil halida), hidroksil (alkohol dan karboksilat), karbonil (aldehida dan keton), amino, dan sulfonil.
Ada dua jenis model analisis, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif membahas mengenai identifikasi zat – zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (Vogel, 1985).
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak di ketahui. Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.Dalam metode analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di antaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik ( Miessler,1991 ).
Terdapat tiga pendekatan analisis kualitatif yang biasa dilakukan yaitu : perbandingan antara data retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai pada kondisi yang sama. Dengan cara spiking, yaitu dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang sama. Dan dengan cara menggabungkan alat kromatografi dengan spectrometer massa (Gandjar, 2007).
Mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O dapat di lakukan dengan metode analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan identifikasi elemen,spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu sampel (Gandjar, I.G. dan Rohman, A.,2007).


BAB III
METODE
3.1 Bahan
·         Garam
·         Gula
·         Asam asetat
·         Asam phosfat
3.2  Alat
·         Cawan porselin
·         Gelas ukur
·         Kompor
 3.3 Cara Kerja
·         Ambil sedikit asam asetat dan masukkan kedalam cawan porselin atau tabung reaksi kemudian panaskan di atas nyala api.
·         Ambilah sedikit asam phosfat, kemudian kerjakan seperti cara diatas.
·         Ambil gula tebu, garam, kemudian kerjakan seperti cara di atas.
·         Amati apa yang terjadi.


BAB  IV
Tabel 1
No.
Nama Senyawa
Perubahan Warna
Keterangan
1
Asam asetat
-
Terjadi letupan
2
Garam
Kecoklatan
Terdapat gelembung gas
3
Asam phosfat
-
Terdapat gelembung gas
4
Gula
Merah bata
Terdapat gelembung gas

HASIL PEMBAHASAN
·         Percobaan pertama pada asam asetat terjadi letupan saat di panaskan dan warnanya bening.
·         Percobaan kedua pada garam terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan dan terdapat gelembung gas.
·         Percobaan ketiga pada asam phosfat tidak terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung gas.
·         Percobaan keempat pada gula terjadi perubahan warna menjadi merah bata dan terdapat gelembung gas.

BAB V
KESIMPULAN
Yang dapat kami simpulkan dari percobaan diatas yaitu senyawa-senyawa organik lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi CO2, CO, ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anonorganik tidak dapat terbakar hingga habis serta dari 4 percobaan hanya garam, asam phosfat dan gula saja terdapat gelembung gas.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Alkan termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik). Jenis alkana yang paling sederhana adalah metana.Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini di sebabkan karena alkana yang bersifat non polar.
      Alkan mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul non polar lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan dari fase cair ke fase gas) relatif memerlukan sedikit energi.


1.2  Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang:
a.       Cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana)
b.      Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang di gunakan
c.       Menulis reaksi dan mekanismenya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya adalah karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris CnH2n+2. Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan cara menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah akhiran-ana yang berarti senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh.

Sifat – sifat alkana
·         Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
·         Disebut golongan paraffin : afinitas kecil (sedikit gaya gabung)
·         Sukar bereaksi
·         C1 – C4 pada t dan p normal adalah gas
·         C4 – C17 pada t dan p normal adalah cair
·         > C18 pada t dan p normal adalah padat
·         Titik didih makin tinggi : terhadap pemanbahan unsure C
·         Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
·         Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
·         BJ naik dengan penambahan jumlah unsure C
·         Sumber utama gas alam dan petroleum

Pembuatan senyawa alkana :
1.      Secara komersial : Pemecahan (cracking)
Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi. Faksi-fraksi ini dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekul-molekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran-campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin terjadi untuk hidrokarbon C15H32adalah :
C15H32  2C2H4 + C3H6 + C8H18
            Ini hanya merupakan salah satu cara untuk memecah molekul C15H32. Senyawa pecahan yang dihasilkan berupa etena dan propena yang merupakan bahan yang penting untuk membuat plastic atau untuk menghasilkan bahan-bahan kimia organic yang lain. Oktana merupakan salah satu molekul yang terdapat dalam petrol (bensin).


Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara :
a.       Pemecahan Katalis
Pemecahan modern menggunakan zeolit sebagai katalis. Zeolit ini merupakan aluminosilikat kompleks, dan memikili kisi besar (terdiri dari atom aluminium, silicon dan oksigen) yang membawa muatan negative. Zeolit tentunya terkait denga ion-ion positif seperti ion-ion natrium. Anda bisa menjumpai zeolit jika anda mengerti tentang resin-resin penukar ion yang digunakan dalam pelicinanair. Alkana dicampur dengan katalis pada suhu sekitar 500oC dan pada tekanan yang cukup rendah. Zeolit digunakan dalam pemecahan katalisis untuk menghasilkan persentase tinggi dari hidrokarbon yang memiliki jumlah atom karbon antara 5 – 10, sangat bermanfaat untuk fetrol (bensin). Zeolit juga menghasilkan proporsi alkana bercabang yang tinggi dan hidrokarbon aromatic seperti benzene.
b.      Pemecahan Termal
Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450oC sampai 750oC) dan tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atm) untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil. Pemecahan termal menghasilkan caampuran produk yang mengandung banyak hidrokarbon dengan ikatan rangkap, yakni alkena. Pemecahan termal tidak melibatkan pembentukkan senyawa intermediet ionic seperti pada pemecahan kaatalisis. Justru, ikatan C-C terputus sehingga masing-masing atom karbon memiliki 1 elektron tunggal. Denga kata lain, terbentuk radikal bebas. Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.





2.       Secara laboraturium
a)      Hidrogenasi senyawa alkena dan alkuna
Alkena (CnH2n) + H2  Alkana (CnH2n+2)
Reaksi ini menggunakan katalis platina / nikel
b)      Reduksi Alkil Halida
c)      Reduksi Metal dan Asam
R-H + Zn  R-H Alkana + Zn2 + X-
Contoh :
H2C-CH2-Cl + Zn2+ + H+  H2C-CH3 (etana) + Zn22+ + C-
d)     Sintasa Dumas
Garam Na-karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH, maka akan terbentuk alkana.

CH3COONa + NaOH  CH4     + Na2CO3
Na-asetat                          Metana
CH3CH2CH2-COONa + Na  CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat                                     Propane
e)      Reaksi Wurtz
Suatu reaksi pembuata paraffin hidrokarbon (alkana) dengan merefluks alkil halide (haloalkana) dengan logas natrium dalam eter kering. Pereduksi selain alkilmetal dapat digunakan mg, Ni(CO), t-BuLi
R-X + R’-X +2Na  R-R’ Alkana + 2NaX
CH3CH2Cl + CH3-Cl + 2Na  CH3CH2CH3 (propane) + 2NaCl
f)       Hidrolisis Pereaksi Grignard
Pereaksi Grignard memiliki rumus umum RMgx dimana X adalah sebuah halogen, dan R adalah sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzene). Pada pembahasan ini, kita menganggap R sebagai sebuah gugs alkil. Pereaksi grignard sederhana berupa CH3CH2MgBr

Hidrolisis dengan pereaksi Grignard melewati 2 tahap :
1.      R-X + Mg  R-Mg-X
CH3CH2Cl + Mg  CH3CH2Mg-Cl
2.      R-Mg-X + H2O  R-H (alkana) + (OH)-Mg-X
CH3CH2MgCl + H2O  CH3CH3 (etana) + (OH)-Mg-Cl


Reaksi-reaksi pada alkana
1.      Reaksi oksidasi
R-H + O2  CO2 + H2O + panas (R=gugus alkil)
2.      Halogenisasi
R-H + Cl2  RCl + HCl                         (R=gugus alkil)
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dalam pengaruh pana sinar UV.
3.      Nitrasi
R-H + HNO3  R-NO2 + H2O   (R=gugs alkil)
Reaksi antara alkana dengan asam nitrat berlangsung antara suhu 150oC-475oC
4.      Sulfonasi
R-H + H2SO4  R-SO3H + H2O (R=gugus alkil)


BAB III
METODE
3.1 Bahan
·         NaOH
·         NatriumBenzonat
3.2  Alat
·         Pipet kapiler
·         Tabungreaksi
·         Mortar stemper
·         Api Bunsen
·         Kapas


 3.3 Cara Kerja
Gerus satu sendok makan natrium benzoat dan satu sendok NaOH dalam mortar. Kemudian ambil satu sendok campuran tadi dan masukkan dalam tabung reaksi serta tutup dengan kapas. Panasilah tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar gelembung. Amati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya?
Ulangi percobaan sekali lagi.
BAB  IV
Tabel 2
No.
Senyawa Natrium benzoat+NaOH
Keterangan
1
Percobaan pertama
Terdapat cairan warna hitam dan berbau seperti bahan bakar
2
Percobaan kedua
Terdapat cairan warna hitam dan berbau seperti bahan bakar

HASIL PEMBAHASAN
Ø  Percobaan pertama terdapat cairan yang keluar berwarna hitam serta berbau seperti bahan bakar.
Ø  Percobaan kedua juga terdapat cairan yang berwarna hitam serta berbau seperti bahan bakar.
Ø  Reaksi NaOH + C6H5NaO2 => H2O + C6H5COONa


BAB V
KESIMPULAN
Yang dapat kami simpulkan dari percobaan diatas yaitu alkana memiliki titik didih yang redah dibandingkan dengan senyawa organik yang lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik-menarik diantara molekul non polar lemah, sehingga pemisahan molekul satu dengan yang lainnya relatif memerlukan sedikit energi.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1        Latar Belakang
Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh ( asiklik ). Jenis alkana yang paling sederhana adalah metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan karena alkana yang bersifat non polar.
            Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul non polar lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang lainnya ( sama degan proses perubahan dari fase cair ke fase gas ) relative memerlukan sediit energi.
            Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua. Alkana dan alkena dapat dibedakan dengan berbagai macam reagen atau pereaksi, diantaranya dengan pereaksi Beayer, yang mengandung KmnO4. Kedua golongan senyawa ini juga dapat dibedakan bila direaksikan dengan air brom (Br2). Ada beberapa cara kimia lain yang juga dapat digunakan untuk membedakan kedua golongan senyawa ini.
            Pada praktikum ini contoh senyawa hidrokarbon jenuh digunakan minyak tanah, dapat juga digunakan BBM yang lain. Minyak kelapa digunakan untuk contoh senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua / ganda, tetapi minyak kelapa bukan termasuk golongan alkena.


1.2  Tujuan :
a.       Membedakan senyawa jenuh dan tidak jenuh
b.      Mengetahui cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis (alkana)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut hidrokarbon karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus umu CnH2n+2, dimana adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani =aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkana
     Alkana dengan satu formula dapat membentuk beberapa struktur molekul. Misalnya alkana dengan empat atom karbon dapat membentuk normal butana dan isobutana, keduanya sama-sama memiliki rumus molekul C4H10. Hal yang sama juga terjadi untuk C5H12, dan seterusnya. Suatu senyawa yang memiliki jumlah dan macam atom sama tetapi berbeda dalam penataannya disebut dengan isomer. Isomer berasal dari bahasa Yunani;  isos + meros yang berarti terbuat dari bagian yang sama. Senyawa seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan atom yang terikat satu sama lainnya, disebut isomer konstitusional.
     Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon. Alkena terdapat dalm jumlah berlebih di alam. Etilena, sebagai contohnya, adalah hormone tanaman yang memacu pematangan buah, dan α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh lainnya adalah beta karoten, mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang mewarnai wortel. Beta karoten merupakan pro vitamin A.
     Pada praktikum ini contoh senyawa hidrokarbon jenuh digunakan minyak tanah, sedangkan minyak kelapa digunakan untuk contoh senyawa hidrokarbon tak jenuh

BAB III
METODE

3.1 Bahan :
·         Minyak Tanah
·         Minyak Kelapa
·         Air Brom
·         Pereaksi Baeyer
·         Natrium Benzoate
·         NaOH
3.2 Alat  :
·         Tabung Reaksi
·         Gelas Piala
·         Pipet Tetes
·         Lumpung
·         Kapas
·         Sendok Makan

3.3 Cara Kerja :
A.    Identifikasi alkana dan alkena
·         Sediakan 2 tabung reaksi masing-masing diisi 2 ml minyak tanah
a.       Tabung pertama tambahkan 2-3 tetes air brom
b.      Tabung kedua tambahkan 1-2 tetes pereaksi Baeyer
·         Amati  perubahan warna yang terjadi dan tulis persamaan reaksinya
·         Sediakan 2 tabung reaksi masing-masing diisi 2 ml minyak kelapa
a.       Tabung pertama tambahkan 2-3 tetes air brom
b.      Tabung kedua tambahkan 1-2 tetes pereaksi Baeyer
·         Amati perubahan warna terjadi dan tulis persamaan reaksinya.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No.
Reaksi
Warna
Keterangan
1
Minyak tanah + Brom (Br2)
Kuning
Mengendap
2
Minyak tanah + Baeyer (KmnO4)
Ungu
Mengendap
3
Minyak kelapa + Brom (Br2)
Bening
Tidak Mengendap
4
Minyak kelapa + Baeyer (KmnO4)
Ungu
Mengendap


HASIL PEMBAHASAN
·         Minyak tanah + 2 tetes air brom dengan perubahan warna menjadi kuning dan mengendap.
·         Minyak tanah + 2 tetes preaksi baeyer dengan perubahan warna menjadi ungu dan mengendap.
·         Minyak kelapa + 2 tetes air brom dengan perubahan warna tetap dan tidak mengendap.
·         Minyak kelapa + 2 tetes preaksi baeyer dengan perubahan warna menjadi ungu dan mengendap.





BAB V
KESIMPULAN

Yang dapat kami simpulkan dari percobaan diatas yaitu senyawa yang mengalami pengendapan termasuk senyawa jenuh (alkana) sedangkan yang tidak mengendap namun berupa warna termasuk senyawa tidak jenuh.

DAFTAR PUSTAKA

Prasojo, Stefanus Layli. 2006. Kimia Organik I. PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta




1 Komentar:

Pada 4 Maret 2022 pukul 17.27 , Blogger habibiubel mengatakan...

Caesars Casino Online | Complaints - Dr. Maryland
All casino complaints are resolved within 24 인천광역 출장안마 hours of 강릉 출장안마 the 진주 출장안마 settlement of 거제 출장샵 disputes within the designated 24 hours 평택 출장안마 of payment. Caesars Online offers a

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda